Ketika kau merasa semua ini hambar dan biasanya saja
Ketika tak ada lagi segenggam kenyamanan kala senja menyapa
Tersadarkan ketika semuanya telah menemui masanya
Sama saja saat kau dapati malam menggantikan siang
Sama saja ketika purnama dengan cantiknya hadir dimalam hari
Atau ketika kau terpaku menatap senja, seperti kebiasaanmu
Dan ketika kau rasakan seperti itu
Maka aku hanya bisa menerimanya
Mencoba mengerti
Ketika harus menerjemahkan pesan - pesan dari alam
Saat hembusan membisiki simpati
Lalu ketika hujan membekukan keadaan yang tersisa
Meski aku tersungkur pilu
Kau tetap saja berlari menembus badai
Aku akan tetap mengerti
Ketika ada pesan yang terselip diantara dua bongkah hati
Terkadang tak mampu terbaca jelas di dingding suci
Aku tahu aku harus bertahan demi bongkahan hati kita agar tetap utuh.
dan tentu saja harus tetap berseri
Dan ketika senja ini menyapa
Mengajaku untuk bisa memahami
Bahwa tak selamanya aku berada di hatimu
Tak selama aku menjadi manisnya gula di teh mu
Atau hanya sekedar membenarkan letak lehermu ketika kau terlelap
Kau pergi
Kau tetap pergi ketika aku tak lagi dihatimu
Senja manis itu menyapaku
Cantik,
Secantik kisah yang pernah kita lewati saat senja menyapa
lalu mengapa kau lantas pergi ??
tak berniatkah kau kembali saat senja menyapa kita lagi??
No comments:
Post a Comment