Saturday, July 27, 2013

Memulai kembali, Bisa kah??

to : kamusipenyukasenja@gmail.com
Subject : back to the star.. 



Senja selalu membuatmu nyaman diatara cela-cela kesibuakanmu yang tiada henti
Terkadang aku tak mengerti mengapa senja itu selalu membuatmu tenang, mukin bahkan senja lebih menenangkan dibanding dengan ketika aku berada disisimu, kau tahu terkadang aku menjadi begitu cemburu pada kenyataan ini.
Dan kamu selalu betah, berdiam diri meringkuk dibawah senja dimanapun kamu berada,

Memahamimu terkadang menjadi rumit, ketika ingatan tentangmu kembali merasuki kekinian ku. Sulit mengerti bagiku ketika aku tahu kau begitu mengidolakan senja. Si Merah saga yang mengantarkanmu pada gulitanya sang malam. Belakangan aku mengerti bahwa memang sesungguhnya si jingga senja itu sungguh meneduhkan. Hanya saja terkadang terbesit rasa pilu ketika menyadari kau dan aku berpisah justu ketika senja mulai membayangi kita.

Sunyi senja kali ini sedikit menyiksaku. Mengkakuan tubuhku dibalik kaca. Mentari itu turun dengan perlahan mengantarkan aku pada kegelapan malam. Rasanya aku tak pernah begitu kuat melewatkan malam tanpamu. Sendiri dalam kegelapan. Tak lagi ada gengamanmu yang menguatkan. Meskipun aku sadari aku telah kehilangan genggamanmu dari delapan purnama yang lalu.

Entahlah, aku terasa perih di senja ini. Lalu kubiarkan senja mengusap helai rambutku, membiarkanya mengecup dengan penuh kerelaan. Aku terpesona karenanya, bahkan aku meminta senja untuk bertahan lebih lama lagi. Menemaniku hingga kau kembali. Apa kah aku terlalu berlebihan akan ini,

Apa kah ini yang orang sebut dengan rindu. Bahkan aku berpasrah menerima perih yang jelas jelas menyiksaku. Lalu dimana waktu? Dimana waktu yang menurut orang mampu melunturkan luka dan mengaburkan rindu. Nyatanya rindu ini tak hilang oleh waktu.

Lalu bagaimana dengan engkau? tak rinduhkan dengan aku? Atau kah memang kita terlalu takut akan kenyataan yang belum terjadi?

Maka tak bisakah kita kembali saja?

Thursday, July 11, 2013

Jejak

Sungguh, kota ini sangat mempesona. Mulai dari bentuk permukaan buminya hingga aktivitas manusianya. Hampir empat tahun berada disiti tentu tak cukup untuk memahami tiap jengkal kota ini. Mungkin karena memang aktivitas ku yang hanya sekedar melewati jalan yang sama. Tak ada yang istimewa memang, tapi tentu saja selalu ada hal manis yang dapat dikenang bersama kalian.

Aku selalu suka menikmati kota ini pada malam hari. Ada ketenangan yang dihadirkan dibalik dinginnya udara. Tak jarang kabut menyempurnakan keadaan. Menikmati kesunyian kota ini. Memang tak sunyi sama sekali, beberapa sudut kota masih ramai dengan aktivitas malamnya. Namun setidaknya aku dapat lebih leluasa bergerak. Lebih leluasa menikmati keadaanya. Dan lebih leluasa memutar kenangan. Mengais jejak - jejak yang sempat terukir.

Rasa rindu membuatku semakin kreatif untuk tetap menikmati kota ini. Mencari kesempatan untuk tetap merasa dekat. Memaknai kehadirannya. Memautkan hati dengan merapalkan doa. Sungguh mengejanya itu sulit. Bahkan masa pun belum mampu membunuh rindu ini.