to : kamusipenyukasenja@gmail.com
Subject : back to the star..
Subject : back to the star..
Senja selalu membuatmu nyaman diatara cela-cela kesibuakanmu yang tiada henti
Terkadang aku tak mengerti mengapa senja itu selalu membuatmu tenang, mukin bahkan senja lebih menenangkan dibanding dengan ketika aku berada disisimu, kau tahu terkadang aku menjadi begitu cemburu pada kenyataan ini.
Dan kamu selalu betah, berdiam diri meringkuk dibawah senja dimanapun kamu berada,
Memahamimu terkadang menjadi rumit, ketika ingatan tentangmu kembali merasuki kekinian ku. Sulit mengerti bagiku ketika aku tahu kau begitu mengidolakan senja. Si Merah saga yang mengantarkanmu pada gulitanya sang malam. Belakangan aku mengerti bahwa memang sesungguhnya si jingga senja itu sungguh meneduhkan. Hanya saja terkadang terbesit rasa pilu ketika menyadari kau dan aku berpisah justu ketika senja mulai membayangi kita.
Sunyi senja kali ini sedikit menyiksaku. Mengkakuan tubuhku dibalik kaca. Mentari itu turun dengan perlahan mengantarkan aku pada kegelapan malam. Rasanya aku tak pernah begitu kuat melewatkan malam tanpamu. Sendiri dalam kegelapan. Tak lagi ada gengamanmu yang menguatkan. Meskipun aku sadari aku telah kehilangan genggamanmu dari delapan purnama yang lalu.
Entahlah, aku terasa perih di senja ini. Lalu kubiarkan senja mengusap helai rambutku, membiarkanya mengecup dengan penuh kerelaan. Aku terpesona karenanya, bahkan aku meminta senja untuk bertahan lebih lama lagi. Menemaniku hingga kau kembali. Apa kah aku terlalu berlebihan akan ini,
Apa kah ini yang orang sebut dengan rindu. Bahkan aku berpasrah menerima perih yang jelas jelas menyiksaku. Lalu dimana waktu? Dimana waktu yang menurut orang mampu melunturkan luka dan mengaburkan rindu. Nyatanya rindu ini tak hilang oleh waktu.
Lalu bagaimana dengan engkau? tak rinduhkan dengan aku? Atau kah memang kita terlalu takut akan kenyataan yang belum terjadi?
Maka tak bisakah kita kembali saja?
Maka tak bisakah kita kembali saja?
No comments:
Post a Comment