Friday, September 12, 2014

Cerita dari Pulau Terdepan



Deburan ombak terniang merdu diantara sunyinya malam
Suara mesra yang tak bosan menemani rembulan yang mengintip malu dibalik pohon yang berbunga ranting
Damai sekali pikirku
Kampung kecil dibalik sungai ini penuh pengharapan
Ada sorot mata semangat
Ada otot kuat perubahan
Ada generasi emas bangsaku

Diatas kerikil saat surya terbangun
Langkahnya pasti mencari tinta tinta peraaban
Menghayal dunia luar
Tentang kemajuan, tentang kemaslahatan
Mereka cari dari buku yang lusuh
Mereka ukir melalui pena pena yang tersendat
Saat itu kuyakinkan mereka
Esok lusa, kuyakinkan mereka akan ada ukiran namanya dalam buku sejarah peradaban

Anakku, telah kusebrangi lautan untuk menggapai engkau
Menyulut melalui percikan semangat semangat kau yang polos
Menjangkau kalian memang jauh, Nak
Sebabnya ku ajak engkau bernalar lebih jauh dari yang dapat aku jangkau
Hari ini, tempatmu gulita
Esok, engkau yang akan menjadi pelita untuk bangsa ini
Hari ini, jarak antar kampung pada desa ini jauh,
Esok engkau yang akan mendekatkan jarak anrata sabang dan merauke

Anakku, aku datang bukan sebagai malaikat
Bahkan untuk sebutan pahlawan tanpa tanda jasa pun tak layak kau sematkan untukku
Bukan aku yang hebat karena ada dikampung sunyi ini
Engkau yang begitu kuat berada disini
Engkau yang mampu bertahan dibalik pohon-pohon
Engkau yang tetap teguh melangkah saat jalan menuju tempat pengharapan masa depanmu berubah menjadi sungai

Hanya sejenak aku berada disini
Tempat nyaman penuh toleransi
Engkau yang sebut aku sama
Karena kita memiliki warna bendera yang sama
Merah berati berani
Putih berarti suci
Sama seperti pribadi kita, ucapmu ketika itu

Anakku, generasi emas bangsaku
Aku beritahu, bukan hanya aku dan kamu yang memiliki warna bendera yang sama
Diluar sana, masih banyak orang yang memiliki warna bendera yang sama dengan kita
Indonesia kita ini luas sayangku,
Dan setidaknya aku akan menjadi bagian kecil dalam proses pencapaian mimpimu

Hingga akhirnya, Aku dan guru dari tanah Jawa lainnya esok lusa tak perlu lagi ada disini
Tak perlu lagi bergantian menemanimu
Saat itu tiba, aku hanya akan tersenyum bangga disebrang pulau
Terdengar lewat bisik yang jelas, engkau telah mampu berdiri tegak
Membangun kampung kecil yang damai ini
Dan engkau sudah tersenyum bersahaja
Memimpin bangsaku ini

Disini memang gulita saat malam seperti ini
Namun semangat kalian menjadi pelita manis bagiku
Disini memang sederhana, maka kubalut kesederhanaan ini dengan pengabdian
Pengabdianku untuk Bangsaku
Pengabdianku untuk Tuhanku…

Salam sayangku untukmu anak anakku,
Generasi Emas dari SMAN 1 Amfoang Barat Daya

18 September 2014
Ermawati Dewi

Cerita dari Pulau Terdepan



Deburan ombak terniang merdu diantara sunyinya malam
Suara mesra yang tak bosan menemani rembulan yang mengintip malu dibalik pohon yang berbunga ranting
Damai sekali pikirku
Kampung kecil dibalik sungai ini penuh pengharapan
Ada sorot mata semangat
Ada otot kuat perubahan
Ada generasi emas bangsaku

Diatas kerikil saat surya terbangun
Langkahnya pasti mencari tinta tinta peraaban
Menghayal dunia luar
Tentang kemajuan, tentang kemaslahatan
Mereka cari dari buku yang lusuh
Mereka ukir melalui pena pena yang tersendat
Saat itu kuyakinkan mereka
Esok lusa, kuyakinkan mereka akan ada ukiran namanya dalam buku sejarah peradaban

Anakku, telah kusebrangi lautan untuk menggapai engkau
Menyulut melalui percikan semangat semangat kau yang polos
Menjangkau kalian memang jauh, Nak
Sebabnya ku ajak engkau bernalar lebih jauh dari yang dapat aku jangkau
Hari ini, tempatmu gulita
Esok, engkau yang akan menjadi pelita untuk bangsa ini
Hari ini, jarak antar kampung pada desa ini jauh,
Esok engkau yang akan mendekatkan jarak anrata sabang dan merauke

Anakku, aku datang bukan sebagai malaikat
Bahkan untuk sebutan pahlawan tanpa tanda jasa pun tak layak kau sematkan untukku
Bukan aku yang hebat karena ada dikampung sunyi ini
Engkau yang begitu kuat berada disini
Engkau yang mampu bertahan dibalik pohon-pohon
Engkau yang tetap teguh melangkah saat jalan menuju tempat pengharapan masa depanmu berubah menjadi sungai

Hanya sejenak aku berada disini
Tempat nyaman penuh toleransi
Engkau yang sebut aku sama
Karena kita memiliki warna bendera yang sama
Merah berati berani
Putih berarti suci
Sama seperti pribadi kita, ucapmu ketika itu

Anakku, generasi emas bangsaku
Aku beritahu, bukan hanya aku dan kamu yang memiliki warna bendera yang sama
Diluar sana, masih banyak orang yang memiliki warna bendera yang sama dengan kita
Indonesia kita ini luas sayangku,
Dan setidaknya aku akan menjadi bagian kecil dalam proses pencapaian mimpimu

Hingga akhirnya, Aku dan guru dari tanah Jawa lainnya esok lusa tak perlu lagi ada disini
Tak perlu lagi bergantian menemanimu
Saat itu tiba, aku hanya akan tersenyum bangga disebrang pulau
Terdengar lewat bisik yang jelas, engkau telah mampu berdiri tegak
Membangun kampung kecil yang damai ini
Dan engkau sudah tersenyum bersahaja
Memimpin bangsaku ini

Disini memang gulita saat malam seperti ini
Namun semangat kalian menjadi pelita manis bagiku
Disini memang sederhana, maka kubalut kesederhanaan ini dengan pengabdian
Pengabdianku untuk Bangsaku
Pengabdianku untuk Tuhanku…

Salam sayangku untukmu anak anakku,
Generasi Emas dari SMAN 1 Amfoang Barat Daya

18 September 2014
Ermawati Dewi