Aku, gadis
yang terbiasa dimanja lingkungan ini tidak cukup tahu apa yang sedang terjadi
padamu, apa yang sedang kamu alami. Tidak paham pula beban beban apa yang
sedang kamu emban, masalah masalah apa yang sedang kamu alami.Aku tak cukup
mengerti seberapa dalam kamu terluka karena masalah rasa. Tetapi melihat
beberapa orang yang begitu terpuruk saat terlilit tentang masalah perasaan,
tetiba aku menghawatirkanmu.
Aku
khawatir engkaupun sedang berada ditempat serupa, sedang terlilit begitu ketat
oleh urusan rasaAh,
barangkali aku hanya khawatir, khawatir terhadapmu yang entah siapa dan entah
kapan akan masuk kedalam kehidupanku. Aku hanya mengada – ngada tentang keadaan
mu sekarang atau aku hanya berburuk sangka pada hal yang tak beralasan.Hanya saja
jika memang kamu sedang berada dalam hal seperti itu, aku mengajakmu bangkit,
Tolong, jangan berhenti dulu, karena barang kali tanpa kau sadari itulah yang
mebuat kita kunjung bertemu.
Mungkin
saja, tulisan tulisan ini tak akan sampai dalam dekapanmu. Tak pernah terbaca
dan tak teringat dalam penyimpanan data otakmu. Atau tetiba kamu membaca ini
dari ponsel kawanmu, bisa tulisan ini tetiba kau temukan dalam ribuan artikel
artikel yang terhimpun di google. Sungguh aku tidak tahu. Tapi jika kau membaca
ini percayalah, kau tidak sedang berjuang seorang diri.
Ada
seseorang dibelahan bumi bagian lain, yang sebenarnya tak ia sadaripun sedang
menunggumu berbenah. Bisa jadi dengan begitu semangaatnya ia mencoba untuk
selalu dan selalu memperbaiki diri. Menambah kapasitas dirinya, menyelesaikan
setiap inchi tanggungjawabnya, dan bisa jadi memang ia tak pernah disibukan
dengan urusan perasaan. Tapi bagaimana pun ia adalah bagianmu.Pada
akhirnya didepan sana akan ada banyak kemungkinan – kemungkinan yang terjadi.
Dari kemungkinan yang menyenangkan hingga kemungkinan yang menakutkan. Jika kamu berhenti sekarang, jika kamu berhenti ketika kapasatitasmu masih kurang, saat
kau berhenti sekarang, ketika bija jadi saat ini lang kamu akan mencapai
kapasitas maksimummu. Tentu saja, aku akan merasa sedih, meskipun aku hanya
mebayangkannya. Jangan,
jangan berhenti dulu. Jika kemarin kamu berharap berbahagia lebih tentang
urusan perasaan hingga akhirnya terluka. Jangan berhenti dulu, bisa jadi itu
petunjuk dari Tuhan agar kamu bisa menikmati jenis jenis bahagia yang lain.
Jangan berhenti dulu, mari berbenah lagi. Masih banyak jenis – jenis bahagia lain yang belum kita selami. Mungkin esok lusa kita dipertemukan, justru disaat kita sedang menikmati bahagia – bahagia yang lain. Akhirnya kita tak perlu berlama – lama terobang – ambing dalam urusan perasaan. Tuhanlah yang akhirnya mengirim kamu pada ikatan penyempurna iman.
Jangan berhenti dulu, mari berbenah lagi. Masih banyak jenis – jenis bahagia lain yang belum kita selami. Mungkin esok lusa kita dipertemukan, justru disaat kita sedang menikmati bahagia – bahagia yang lain. Akhirnya kita tak perlu berlama – lama terobang – ambing dalam urusan perasaan. Tuhanlah yang akhirnya mengirim kamu pada ikatan penyempurna iman.
Agustus, 2016
Bandung